Selama 4 tahun Pep melatih Barca, sudah 14 gelar diraihnya bersama Barca. Suatu pencapaian yang fenomenal kan? Jarang-jarang loh ada yang bisa sukses begitu. :D Jujur, sering kali Barca terlihat superior terhadap tim-tim lain, meski kadang juga terlihat seperti pecundang. They are human after all. :D Sebenarnya, apa sih rahasia Pep sehingga bisa menjadikan Barca semacam The Dream Team?
Apakah rahasia tersebut bisa dipraktekan terhadap tim lainnya? Jika bisa, kenapa AS Roma dan Swansea tidak begitu bagus? Well, let's get down to this, shall we. :)
Tiki Taka
Ok, ini adalah rahasia utama dalam strategi Barcelona selama ini. Sebenarnya ini adalah rahasia umum yang sudah diketahui oleh banyak orang. Sangat naif jika menganggap kesuksesan Barcelona terletak dari skill individual seseorang saja. Kenapa? Karena tiki taka adalah permainan yang mengandalkan kolektifitas tim. Sangat mustahil untuk mempraktekan tiki taka jika diisi oleh para pemain yang memiliki tingkat egoisme tinggi. Apakah Messi individualis? Well, orang mengatakan Messi seorang yang egois sebaiknya mengecek statistik musim 2011/12, karena Messi membuat 29 assist. Assist tertinggi pemain Barcelona di musim 2011/12. Xavi sendiri hanya membuat 14 assist. Berbeda jauh kan?? :)
Namun, apa sebenarnya tiki taka? Apakah sama dengan total footbal yang diciptakan oleh mantan pelatih Barca, Ajax dan juga timnas Belanda, Rinus Michels? Untuk menjawab 2 pertanyaan tadi, maka kita mesti faham terlebih dahulu apa itu total football. Total football adalah skema permainan/strategi yang mengedepankan fluiditas (fleksibilitas) para pemain dalam menyerang dan bertahan. Maksudnya, seorang pemain dapat berganti posisi atau merubah peranan dia jika hal tersebut menguntungkan tim. Bahkan seorang kiper pun akan menjadi sweeper yang akan maju kedepan (masih di area pinalty) untuk melakukan man-to-man duel. Singkat kata, free roll. Namun, fluiditas ini hanya boleh dilakukan JIKA pemain lain yang berada di posisi yang sama bisa mengkover. Contoh: center back bisa membantu penyerangan, namun center back lainnya dan defensive midfielder mesti menutup lubang yang ditinggalkan. Lihat gambar di bawah.
Contoh Fluiditas Total Football
Jika melihat skema diatas, maka ketika CB naik ke atas, maka DM akan menutup lubang yang ditinggalkan oleh CB. Faham kan?
Jika begitu, apa perbedaannya dengan tiki taka? Bukankah Puyol dan Pique sering maju kedepan? Well, ada benarnya, tiki taka memang mirip dengan total football. Lebih dari itu, tiki taka adalah penyempurnaan dari total footbal yang diciptakan oleh Pep. Pep mesti menciptakan strategi baru dikarenakan para pemain Barcelona rata-rata pendek. Jika bermain bola-bola atas, maka tidak akan efektif. Pep yang mendapat didikan dari Johan Cruyff
ketika masih bermain di Barca, secara tidak langsung mempraktekan apa yang didapatnya ketika masih menjadi pemain. Cruyff sendiri mendapat ilmu total football tersebut dari Rinus Michels ketika bermain di Ajax dan timnas Belanda.
Namun apa ciri khas dari tiki taka? Apakah bisa diterapkan oleh tim lain? Mudah untuk dilihat, meski oleh seorang awam sekalipun. Yaitu umpan-umpan pendek menyusur tanah dan bermain dari possessifitas. Minimal 3 pemain lainnya mesti cepat membantu rekan lainnya yang memegang bola, sehingga tercipta segitiga. Segitiga ini akan membuat pemain yang memegang bola memiliki opsi banyak untuk mengoper dan menyusahkan tim lawan karena tidak mengetahui kemana arah bola selanjutnya dan akan mengejar bola terus sehingga staminanya terkuras. Itu sebabnya Barcelona selalu menguasai bola dan memiliki jumlah passing terbanyak di setiap petandingan. Syarat utama dari tiki taka adalah hal dasar dari sepakbola yaitu kemampuan passing dan team work. Sedangkan syarat utama dari total football adalah lebih ke visi dalam bermain.
Segitiga Emas Tiki Taka
Ketika Barca kehilangan bola, maka Barca akan langsung melakukan pertahanan dari lini depan. Hal ini penting karena tiki taka masih menganut sistem total football, yang artinya CB terkadang maju kedepan. Sebelum CB sampai ke posisi awalnya, maka pertahanan mutlak dilakukan dai lini depan. 1 atau 2 pemain akan cepat mengejar pemain lawan yang memegang bola.
Meski Barca di bawah asuhan Pep bermain tiki taka, namun masih tetap memakai striker tinggi, seperti Ibra, Eto'o, Henry dan David Villa. Hal ini dikarenakan Pep masih memakai Plan B atau rencana cadangan untuk bermain crossing-crossing dari sayap. Plan B ini bisa juga di sebut rencana campuran, karena para pemain masih memakai tiki taka dari area pertahanan sendiri, namun ketika sampai ke area pertahanan lawan, akan memakai umpan lambung.
Jika memakai rumus, maka: Fluiditas + visi + mix passes = total football. Fluiditas + visi + short passes + segitiga + ball possession + team work = tiki taka. Faham kan perbedaannya. :)
Motivasi
Setiap Barca akan bermain, maka Pep akan memotivasi para pemain. Ketika Abidal sedang menjalani operasi, Pep berkata kepada semua pemain,"Apakah kalian sadar sekarang, ketika kalian letih dan menganggap hidup itu susah (tidak adil), ada seseorang yang bermain sebanyak 13 pertandingan dengan sesuatu di dalam tubuhnya (tumor)? Okey, saya tahu kita capek, tapi ada prioritas yang harus dijalani. Kita sehat, sedangkan Abi (yang sedang sakit) adalah contoh nyata bagi kita (untuk tetap berjuang)". :( Saya sedih jika membaca apa yang Pep katakan tersebut. Karena mengajarkan kita untuk menghargai apa yang kita punya, karena diluar sana masih banyak orang yang mendambakan dan menginginkan apa yang kita punya sekarang. So, rajin-rajinlah bersyukur, karena bersyukur adalah hal yang mudah dan gratis. :)Bahkan mantan PR yang juga sahabat Pep, Manel Estiarte berkata bahwa Pep selalu memotivasi para pemain setiap hari dan harus menciptakan contoh nyata yang dapat diteladani oleh para pemain. Logikanya, jika salah satu pemain kehilangan gairah untuk bermain maka akan mengganggu ritme permainan Barcelona yang mengedepankan team work.
Suasana Kamar Ganti
Ini mungkin menyangkut individu pemain. Telah saya sebut diatas, jika tiki taka mengedepankan kerjasama tim. Egoisme patut di redam demi keharmonisan dan skema permainan tim. Setiap pemain Barca yang egois, maka tidak lama kemudian akan dijual. Contoh kongkrit, Ibra. Ibra sempat protes karena Messi menempati posisinya di tengah. Sedangkan kala itu Messi di plot di sayap kanan. Perilaku Ibra yang tidak masuk akal dan terkesan melecehkan Pep sebagai pelatih yang mesti dihormati apapun keputusannya, sangat mengganggu keharmonisan tim. Maka di awal musim 2010/11 Ibra dipinjamkan ke AC Milan yang akhirnya di beli oleh tim asal Itali tersebut meski sempat bermain di 1 pertandingan untuk musim 2010/11.
Off The Pitch
Poin ini mungkin poin eksternal yang turut membangun permainan Barcelona. Tidak pernah ada isu jelek tentang kelakuan para pemain Barcelona di luar lapangan ketika Pep menjadi pelatih. Jika tim lain selalu dibuat susah oleh kelakuan para pemainnya yang sering mabuk-mabukan, berkelahi di bar, kecelakaan karena memacu mobilnya melebihi batas maksimal, melakukan trash talk di sosial networking dan bahkan ada pemain dari klub lain yang sampai berselingkuh dengan istri rekan satu timnya! Yes, I know, that's JT. I HATE JT so F*%&#G MUCH. Thank you. :)
Adakah isu tentang keburukan pemain Barca?? Sampai sejauh ini saya hanya mendengar kenakalan Pique yang melanggar pantangan dengan bermain ski air (jet ski?) ketika libur musim panas lalu. Pantangan tersebut dibuat karena dikhawatirkan dapat membuat pemain cidera. Konsekuensinya? Pique jarang bermain. :D Pique memang terkenal karena kekonyolan dan kelucuannya. :D So, untuk menjaga kebugaran pemain, terhindar dari resiko cidera dan dapat merugikan Barcelona sendiri, maka Pep membuat beberapa peraturan. Saya pun sangat yakin Pep melakukan pembicaraan dengan semua pemain tentang kesadaran pemain untuk menjaga diri demi karir mereka. Logikanya gini, jika pemain A bersikap "nakal", maka hal tersebut akan merugikan sang pemain sendiri. Seorang pemain profesional tentu sangat mendambakan untuk terus bermain. Contohnya Puyol yang sampai umur 34 masih bermain karena jauh dari masalah dan gaya hidup yang salah, berbanding terbalik dengan Ronaldinho sekarang. Perilaku Puyol ini sepertinya ditiru oleh Messi yang jauh dari hedonisme. :)
In The Pitch
Ketika saya melihat wawancara Pep yang berkata bahwa Barcelona bermain dengan hati, antusiasme dan gairah yang tinggi, saya kurang faham maksud dari Pep tersebut. Namun ketika saya mempelajari permainan Barcelona dari pertandingan ke pertandingan, saya akhirnya faham. Para pemain bermain dengan kesungguhan dan tulus. Mereka masih bi
No comments:
Post a Comment